Surat Cintaku Untuk Ibu.....
Bapak dan Ibu, Pantai Paris Jogja (dok. pribadi) |
Selamat pagi ibuku sayang,
hormat dan sayang hanya untukmu.
Pagi ini aku begitu merindukanmu ibu....terbayang wajah teduhmu, penuh cinta menatapku dengan mata indahmu ibu. Tanpa mampu berucap, aku hanya bisa meneteskan air mata...betapa bahagia dan beruntungnya aku dilahirkan olehmu ibu. Kupandangi langit biru nan cerah ini, meruak masa lampau ketika aku masih dalam timangan...didikan dan pelukan hangatmu ibu. Aku ingat betapa sayangnya engkau pada kami anak-anakmu ibu. Tak pernah kau biarkan kami berlama-lama menangis menanti belaian lembut tanganmu. Meski penat dan letih melanda setelah seharian engkau menyiapkan kebutuhan rumah, segala keperluan kami semua termasuk bapak. Tanpa memikirkan tubuhmu yang sebenarnya juga butuh istirahat, sembari bekerja berjualan untuk membantu bapak mencukupi kebutuhan...ibu selalu memperhatikan kami.
Pagi ini aku begitu merindukanmu ibu....terbayang wajah teduhmu, penuh cinta menatapku dengan mata indahmu ibu. Tanpa mampu berucap, aku hanya bisa meneteskan air mata...betapa bahagia dan beruntungnya aku dilahirkan olehmu ibu. Kupandangi langit biru nan cerah ini, meruak masa lampau ketika aku masih dalam timangan...didikan dan pelukan hangatmu ibu. Aku ingat betapa sayangnya engkau pada kami anak-anakmu ibu. Tak pernah kau biarkan kami berlama-lama menangis menanti belaian lembut tanganmu. Meski penat dan letih melanda setelah seharian engkau menyiapkan kebutuhan rumah, segala keperluan kami semua termasuk bapak. Tanpa memikirkan tubuhmu yang sebenarnya juga butuh istirahat, sembari bekerja berjualan untuk membantu bapak mencukupi kebutuhan...ibu selalu memperhatikan kami.
Tak pernah sekalipun luput
dari perhatianmu apa-apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan kami. Bahkan
ketika kini aku dan adikku telah berumah-tangga, engkau tetap selalu ada untuk
kami. Seringkali aku dan adikku yang tak sempat menyapa ibu lewat telepon
tetapi engkau selalu menjadwalkan untuk sengaja menelpon kami setiap akhir
pekan. Liburan tahun baru lalu betul-betul kurasakan untuk pertama kalinya sejak
merantau ke bumi etam ini, betapa bahagianya aku ketika rasa rindu yang sungguh
terpendam selama 2 tahun ini terobati dengan melihat wajahmu ibu. Ingin
rasanya waktu berjalan lamban saat
itu...saat dimana aku berada di rumah ibu. Namun sebaliknya ternyata hari
berjalan begitu cepat, dan kami harus kembali ke tanah rantau. Menapaki
kehidupan yang harus terus berjalan seperti roda berputar ini, kadang di atas
kadang di bawah.
Hari-hari rasanya tak bisa
kulewati dengan mudah, aku mengingatmu selalu ibu. Melihatmu menitikkan air
mata ketika melepas kami pergi, aku tahu berat rasanya. Aku paham bahwa
berapapun usia ku...ibu akan selalu menjadi ibu yang ingin mengikuti
perkembangan anak-anaknya bahkan ketika mereka telah dewasa. Semoga tangis air
mata ibu menjadi doa dan motivasi kami untuk tetap berjuang disini, membuat ibu
bangga dan bahagia kelak. Karena semua kebaikan yang ibu ajarkan mudah-mudahan
menjadi jalan kami untuk meraih kesuksesan. Sebab tanpa kasih sayang ibu dan
bapak, tentu aku dan adik-adikku bukanlah apa-apa.
Terimakasih ibu...
Untuk setiap cinta yang
kauberikan tanpa pamrih, tanpa berharap imbalan apapun.
Untuk setiap peluh
keringat darimu, demi kebutuhan dan keinginan kami yang begitu merepotkan.
Untuk setiap belaian kasih
sayang saat aku merasa hampa dan sedih.
Untuk setiap ego yang kau
abaikan demi melihat aku dan adik-adik terlelap dengan nyenyak.
Untuk setiap untaian kata
penyemangat yang kau lontarkan saat kami merasa tak berdaya.
Untuk setiap hari-hari
yang kami lalui dengan baik dan menyenangkan di rumah.
Untuk setiap kehidupan dan
dedikasi ibu bagi keluarga....
Terimakasih tak terkira
ibu, sungguh panjang daftar untaian kata yang ingin kutulis.
Mungkin pena dan
kertas takkan habis untuk merangkai kata-kata tentang pengorbanan dan kasih
sayangmu ibu. Telah habis kata, namun tak kan habis rindu ini untukmu ibu...
Hati yang penuh rindu ini
tak kan pernah padam bu...sebab wajah ibu kan selalu terbayang dan tersimpan
dalam memoriku. Ijinkan aku untuk lebih berbakti kini bu...lebih menyayangimu...lebih
mencintaimu. Aku ingin lebih...dan lebih...dan lebih....dekat di hati denganmu
bu. Mudah-mudahan saja aku dan suamiku diberi kemudahan dan kelancaran disini.
Kelak ketika kehidupan ekonomi kami semakin membaik dan pada waktunya aku ingin
memilih membuang sedih karena rindu.
Sebab rasa rindu akan terhapus dengan mudah bila kami berhasil memangkas jarak
tempat menjadi lebih pendek. Rasanya tak kan berlebihan nantinya jika aku bisa
sering bertemu denganmu ibu.
Aku ingin selalu berbakti
pada ibu dan bapak. Ijinkanlah kami untuk berbakti sekali lagi...selamanya
hingga akhir. Terimakasih ibu. Aku sayang padamu. Semoga bapak dan ibu
sekeluarga di Jogja senantiasa dalam lindungan-Nya. Sehat selalu dan bahagia ya
pak bu...
Salam sayang dan rindu kami
di sini...di bumi etam Kalimantan.
Dari putrimu yang selalu
merindu dan menyayangimu ibu...
Ika Prihendah
Septiani
Comments
Post a Comment