Menemukan Solusi Di Antara Ragam Masalah Kemiskinan, Kita Belajar Dari Masalah
Permasalahan kemanusiaan
yang terus ada dan di beberapa negara berkembang bahkan negara maju sekalipun
tetap harus menghadapinya, ya inilah “kemiskinan”. Seolah menjadi momok dan
pekerjaan rumah yang muncul dan harus selalu dikerjakan. Oleh siapa ? Pemerintah
atau kah sektor swasta ? Jawabannya adalah kita semua. Percuma saja jika satu
pihak telah bersunguh-sungguh membuat gebrakan baru dan berbagai solusi jika
sektor lainnya tak memberikan support. Hal ini hanya akan menyembuhkan di satu
titik tetapi membuat yang lain “sakit”. Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia
dengan jumlah penduduk sekitar 255 juta jiwa namun dengan penduduk miskin yang
tercatat oleh BPS Tahun 2017 berjumlah 27,77 juta atau sekitar 10,64 %. Sungguh
bukan angka yang kecil dan menjadi kewajiban kita semua mencari solusi untuk
masalah ini. Jangan hanya dilempar kepada pemerintah, saya yakin pemerintah
juga tidak akan mampu dengan cepat menekan angka tersebut. Tidak cukup satu dua
solusi yang harus dilakukan, akan banyak model “terapi” untuk setiap daerah
satu dengan lainnya adalah berbeda.
Kita dapat
melihat Negara Finlandia dengan sistem pendidikan yang menempati urutan teratas
dunia, mereka tetap saja memiliki masalah kemiskinan. Namun terobosan mereka
juga wow, salah satunya adalah memberikan gaji kepada pengangguran setiap
bulannya dengan nominal setara 7,8 juta rupiah. Namun tentu angka kemiskinan
disana tidak sebanyak di negara kita. Program yang sedang dijalankan ini
(dimulai Januari 2017) akan dilakukan selama 2 tahun kemudian akan dievaluasi
hasilnya. Tujuan utama program ini sebenarnya dalah untuk memberikan harapan,
semangat di kalangan pengangguran supaya mereka tetap berusaha mencari
pekerjaan di tengah keterbatasan. Sebab jika mereka sudah mendapatkan pekerjaan
pun gaji ini akan tetap diberikan. Nah, bisa jadi pemasukan tambahan kan? Siapa
sich yang tidak tertarik?! Tapi jadi hal yang tidak mungkin dilakukan di negara
kita sebab angkanya bisa membengkak terlalu besar dan tiba-tiba bisa meledak
menjadi boomerang muncul masalah baru.
Dari sekilas
cerita di atas dampat digambarkan bahwa baik negara maju maupun berkembang
memiliki problem sama yaitu adanya kemiskinan. Berbagai latar belakang yang
pelik, keluarga, teman, saudara atau siasapun berkendali kualitas atas
pendidikan yang kita peroleh. Jangan sampai terlena dengan berbagai kemudahan
yang kita miliki hingga melupakan orang lain yang sangat terbatas aksesnya. Memberantas
kemiskinan sebaiknya menjadi agenda utama oleh para pemimpin negeri ini. Melihat
sumber daya yang dimiliki negeri ini sebenarnya masyarakat bisa sejahtera dan
kesenjangan bisa ditekan.
Beragam masalah
yang muncul sebenarnya bisa kita kilas balik, dari masalah inilah solusi “action”
untuk mengentaskan kemiskinan. Adapun beberapa solusi yang muncul dari problema
yang ada dan bisa dilakukan secara universal antara lain :
1.
Pendidikan Murah dengan Kualitas Tidak Murahan
Orang tua mana yang tak ingin anaknya sekolah atau
mengenyam pendidikan di tempat yang berkualitas dan memiliki reputasi baik. Tapi
ya tak semua bisa mewujudkan keinginan tersebut, yang ada hanya kalangan
menengah ke atas yang mampu bayar. Padahal seringkali kita temui anak-anak
cerdas ini terhambat hanya karena tak punya biaya untuk lanjut ke jenjang yang
lebih tinggi lagi. Tidak semua beasiswa bisa meng-cover anak-anak ini, mungkin
bisa dibilang beberapa yang “beruntung-lah” yang terpilih mendapatkan beasiswa
lalu menggapai cita-citanya. Nah, untuk beberapa anak-anak di daerah tertentu
yang susah aksesnya tentu tak banyak yang seberuntung itu, bahkan bisa membaca
dan menulis saja “alhamdulillah”. Begitu mirisnya, seolah terkotak-kotak hanya
yang mampu bayar dapat yang “terbaik”. Untuk melebur kotak ini, sebaiknya
pembenahan bidang pendidikan besar-besaran segera dimulai. Pendidikan dengan
biaya murah namun kualitas yang tidak murahan adalah yang berhak didapatkan
semua masyarakat. Bukankah pendidikan menjadi hak setiap anak di dalam UUD
1945. So, kenapa tidak dilakukan, toh pendidikan bukan sektor komersil utamanya.
Lebih dari itu bahwa ada tujuan mulia di sana mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan
pendidikan yang berkualitas, murah, semua bisa akses...insyaallah akan tercetak
generasi penerus bangsa yang lebih baik. Menekan secara kontinyu angka
kemiskinan, sebab bermula dari pola pikir pendidikan yang good quality akan menghasilkan SDM high quality. Salah satu contoh yang bisa jadi role model adalah Universitas
Pamulang. Pendiri UnPam, Bapak Drs. Darsono yang dendam pada sistem pendidikan
di Indonesia memberikan bukti nyata bahwa biaya kuliah murah itu bisa
diwujudkan. UnPam, dengan biaya murah tersebut kini mahasiswanya mencapai
42.000 dengan jumlah dosen 1.100 orang. It’s
amazing dan wajib jadi teladan buat universitas yang lain.
2.
UMKM, Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor UKM telah menembus
skala internasional beberapa tahun ini. Sebenarnya ini menjadi peluang bagus
untuk terus dikembangkan, karena menyerap tenaga kerja yang lumayan angkanya. Mengurangi
pengangguran yang bingung mencari lapangan kerja di sektor swasta perusahaan
besar. Bahkan mulai bermunculan wirausaha muda yang menekuni sektor UMKM ini. Angka
fantastis untuk pendapatan yang diperoleh tidak main-main jika ditekuni bahkan
menjadi penyumbang devisa negara cukup besar saat ini. Sektor ini juga lebih
fleksibel dari segi lokasi, sebab memanfaatkan sumber daya alam lokal. Tidak perlu
jauh-jauh ke kota untuk bekerja dan mengembangkan sektor ini.
3.
Menumbuhkan Semangat untuk Tetap Ikhtiar, Tetap
Berusaha
Setiap orang memiliki jalan kehidupan dan
tantangan-tantangannya sendiri. Tidak ada yang sama persis, pasti ada dinamikan
yang mengikuti. Oleh karena itu mari kita salah mendukung memberikan semangat
satu sama lain untuk tetap berusaha, tetaplah ikhtiar. Apapun hasilnya nanti
serahkan pada Sang Pemberi Rezeki, Allah SWT. Sebab saya yakin, bahwa tidak ada
usaha yang sia-sia. Jadi jangan pernah menyerah, jadilah Hero Zaman Now “saling
menebar dalam kebaikan”
4.
Belajar dari Film Mengenai Pendidikan Di Indonesia
Pasti di antara kita sudah pernah menonton beberapa
film mengenai pendidikan di Indonesia, film yang diangkat dari kisah nyata
dengan permasalahan akses pendidikan. Ya, lagi-lagi soal pendidikan bukan ?
Memang inilah yang jadi “start” awal mengentaskan kemiskinan. Film “Denias”
seorang anak dari Papua yang kesulitan mengakses pendidikan karena keterbatasan
jarak tempat tinggal. “Sokola Rimba” sebuah film yang mengisahkan anak-anak
Suku Anak Dalam di daerah Jambi yang pada akhirnya bisa membaca, menulis berkat
seorang relawan “Butet Manurung” yang
tergerak hatinya mengajari mereka. Film “Beta Maluku” yang membuat kita sadar
bahwa daerah Indonesia Timur sungguh miris, karena ketertinggalan infrastruktur
dan kemiskinan namun memiliki alam yang indah dan kaya. Kemudian perjuangan dua
orang guru di daerah Belitung supaya sekolah mereka tidak ditutup, mendidik 10
anak dari kalangan tak mampu. Laskar Pelangi sekaligus menjadi inspirasi banyak
orang bahwa kemiskinan memang harus dilawan dengan pendidikan, dengan ilmu. Kita
yang dengan mudah mendapatkan fasilitas dan akses harusnya lebih bersyukur,
berkaca dari film “Di Timur Matahari” bagaimana anak-anak Papua menunggu
kedatangan seorang guru pengganti yang tak kunjung datang hingga 6 bulan lebih.
Sungguh semangat memerangi kemiskinan justru sebetulnya ada dalam kisah-kisah
ini
5.
Biarkan Kota-kota Kecil dan Desa-Desa Bersinar
Sudah saatnya kota-kota kecil dan desa menjadi
perhatian, jangan hanya kota-kota besar yang terus dikembangkan. Bagaimana mempertahankan
atau membujuk SDM atau tenaga muda untuk mau membangun daerah asalnya jika
terus-menerus yang dibenahi adalah kota besar. Menjadi tidak menarik, tentu
saja sebab lapangan kerja terserap di kota besar semua. Alangkah bijaknya jika
gantian kini kota-kota kecil dibangun ditata sedemikian rupa, dilengkapi sarana
prasarana dan adanya program peningkatan lapangan kerja maupun sektor mandiri
seperti UMKM.
6.
Tak Ada Yang Salah Dengan Sedekah
Sedekah atau donasi, ini hal wajib menurut saya sebab kita
hidup saling berdampingan bahkan saling membutuhkan. Tak ada salahnya untuk
saling membantu dengan memberikan donasi melalui berbagai lembaga seperti
Dompet Dhuafa. Sebab donasi ini nantinya akan dikeloka untuk berbagai hal,
salah satunya ya membantu kaum dhuafa. Dengan rutin memberikan sedekah atau
donasi, setidaknya sudah ikut berperan mengentaskan kemiskinan. Bahkan saya
bisa bilang para penggerak atau pemberi donasi ini adalah pahlawan kemanusiaan.
Dengan donasi yang diberikan pahlawan telah menyelamatkan orang-orang yang
mungkin berada di ambang keputus-asaan. Semoga bisa semakin banyak donasi yang
terkumpul oleh pahlawan kemanusiaan ini.
Kembali lagi
kepada sebuah permasalahan yang sekaligus mempertemukan kita dengan solusi dari
kemiskinan, semua tidak akan pernah berhasil jika tidak saling mendukung,
melengkapi dan memahami satu sama lain. Sektor pemerintah, swasta dan
masyarakat umum hendaknya sadar dan bangkit dari paradigma yang melenakan tanpa
kepedulian terhadap orang lain. Sedekah, donasi atau infaq wajib disalurkan ke
lembaga yang tepat. Salah satunya adalah Dompet Dhuafa, lembaga resmi dan
berpengalaman dalam penyaluran donasi. Jadilah pahlawan kemanusiaan serta HeroZaman Now bukan cuma emak zaman now atau kids zaman now.
Comments
Post a Comment