Ekowisata Hutan Mangrove, Menumbuhkan Rasa Cinta Alam Indonesia
Hutan Mangrove, pasti tak asing
lagi di benak kita karena dapat dijumpai di hampir sepanjang pesisir pantai
maupun daerah teluk dan muara sungai di Indonesia. Hutan mangrove tersebar di
123 negara yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Biasanya mangrove
menyukai arus laut hangat sepanjang garis khatulistiwa, 20° ke utara dan
selatan. Terkadang ditemukan hingga lintang 32° ke Utara dan Selatan.1 Indonesia termasuk wilayah yang memiliki hutan
mangrove sangat luas yaitu sekitar 25 % dari jumlah hutan mangrove di dunia.
Peta sebaran hutan mangrove di dunia. (Gambar: Deltares) |
Hutan
mangrove adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh disepanjang
garis pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan memiliki semacam bentuk
lahan pantai dengan tipe tanah anaerob.2
Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti
belukar.3 Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa
istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu
Kuno).
Kalimantan atau Borneo adalah salah satu pulau di Indonesia yang
memiliki hutan mangrove yang cukup luas. Beberapa ekowisata hutan mangrove di
Borneo telah dikembangkan beberapa tahun ini. Terdapat beberapa kawasan
ekowisata hutan mangrove yang memang dilestarikan oleh pemerintah daerah
setempat. Selain sebagai daya tarik wisata tentunya ada fungsi lain yang sangat
penting adanya hutan mangrove ini.
Berikut adalah beberapa fungsi penting hutan mangrove :
Mencegah Intrusi
Air Laut
Intrusi air asin adalah pergerakan air asin ke akuifer air tawar yang dapat mengkontaminasi sumber air minum. Intrusi air asin dapat terjadi secara alami hingga derajat tertentu pada sebagian besar akuifer pantai, dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut.4 Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
Intrusi air asin adalah pergerakan air asin ke akuifer air tawar yang dapat mengkontaminasi sumber air minum. Intrusi air asin dapat terjadi secara alami hingga derajat tertentu pada sebagian besar akuifer pantai, dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut.4 Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
Intrusi Air Laut. (Gambar : www.geo-lingkungan.blogspot.id)
|
Mencegah Erosi dan
Abrasi Pantai
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga
gelombang laut dan arus lautyang bersifat
merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis
pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam
daerah pantai tersebut.4 Hutan
Mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir,
sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
Sebagai pencegah
dan penyaring alami
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai. Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai. Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
Sebagai tempat
hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa
Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.5
Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.5
Bekantan. (Gambar :
www.benyaminlakitan.com)
|
Salah satu hewan endemik di pulau Kalimantan yang hidup di daerah hutan
mangrove adalah bekantan. Primata berhidung panjang dan besar dengan rambut
bulu berwarna coklat kemerahan ini sering juga disebut monyet Belanda oleh
penduduk Borneo. Binatang ini hidup secara berkemlompok dengan jumlah 10-30,
meskipun hidup di atas pohon mereka pandai berenang dan menyelam. Bekantan ini
terancam punah karena adanya penyempitan lahan mangrove dan perburuan liar.
Oleh karena itu habitat utamanya, hutan mangrove harus terus kita jaga untuk
mencegah kepunahan hewan primata langka ini.
Berperan dalam
pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.5
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.5
Mangrove. (foto pribadi) |
Melihat pentingnya fungsi hutan mangrove
tersebut, akankah kita diam saja dengan kerusakan dan berkurangnya vegetasi
mangrove kini?
Kini berbagai elemen
masyarakat atau komunitas berdampingan dengan pemerintah setempat telah mulai
giat menggerakkan pelestarian dan konservasi alam hutan mangrove. Salah satu
terobosan yang dilakukan dan terus ditingkatkan adalah pembangunan ekowisata.
Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi
alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek
pembelajaran dan pendidikan.
Konsep kegiatan yang
menggabungkan beberapa aspek ini tentunya diharapkan akan menumbuhkan kecintaan
dan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam khususnya hutan mangrove.
Sasaran utamanya kini adalah generasi muda, mengapa ? Karena generasi inilah
yang akan meneruskan serta mengembangkan gagasan dalam menjaga kelestarian
alam. Tak lepas dari hal tersebut ekowisata digadang-gadang menjaga program
unggulan pariwisata di Indonesia, sebab negara kita ini sangat kaya dengan bentang
alam yang pemandangannya elok nian.
Salah satu daerah yang
memiliki hutan mangrove cukup banyak adalah Kalimantan, kebetulan saya tinggal
di pulau ini sejak 2014 ini tepatnya di Bontang, Kalimantan Timur. Di daerah
tempat tinggal saya terdapat pemanfaatan hutan mangrove untuk ekowisata yang
memang sedang dikembangkan. Tak perlu jauh-jauh berlibur dan menikmati suasana
hutan mangrove yang sejuk, karena kebetulan Bontang memang terletak di daerah
pesisir timur Borneo.
Taman Wisata Graha Mangrove
Bontang Kaltim adalah salah satu contoh konsep ekowisata yang sedang digemari
masyarakat di daerah kami. Setiap hari, terlebih saat akhir pekan tempat ini
selalu ramai dikunjungi. Banyak kegiatan yang mulai memanfaatkan tempat ini ,
mulai dari kumpul komunitas, reuni maupun kunjungan pelajar untuk mengetahui
hutan mangrove. Namun karena masih tahap pengembangan, saat ini masih terus
dilakukan pembangunan-pembangunan fasilitas pelengkap. Konsep seperti ini bisa
dilakukan sebagai salah satu cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya
kelestarian hutan mangrove. Mereka bisa melihat dan merasakan sendiri manfaat
adanya hutan mangrove. Minimal ketika merasakan udara segar, melihat keindahan
hutan mangrove apalagi ketika edukasi fungsi hutan mangrove sudah dimiliki
masyarakat tentunya kesadaran untuk mencintai alam akan tumbuh dengan
sendirinya.
Ekowisata mangrove disini telah dilengkapi dengan fasilitas
berupa pondok-pondok kayu untuk beristirahat atau berkumpul bersama menikmati
pemandangan alam. Tersedia beberapa tempat sampah di sisi jalan dan juga kran
air untuk mencuci tangan, fasilitas untuk mendukung kebersihan.
Tak kalah penting adalah fasilitas ibadah, yaitu mushola
yang tersedia di salah satu sudut hutan wisata. Di sekelilingnya terdapat pohon
mangrove yang justru menambah kesejukan dan kenyamanan beribadah. Toilet dan
tempat wudhu juga tersedia di dekat mushola.
Penanganan ekowisata yang nyaman, bersih dan indah seperti
ini tentu akan menjadi daya tarik tersendiri. Pelestarian alam harus didukung
oleh semua lapisan masyarakat karena kita semua tinggal berdampingan dengan
alam tersebut, bahkan kita
membutuhkannya. Dimulai dari edukasi seperti ini tentu lebih mudah menyadarkan
masyarakat akan pentingnya hutan, terutama disini adalah hutan mangrove.
Mungkin sebelum adanya ekowisata tak
banyak yang tertarik, bahkan cenderung acuh akan fungsi hutan mangrove.
Beberapa hutan yang sudah ada bahkan hilang atau tergusur dan tergerus
modernisasi demi kepentingan ekonomi. Area mangrove mulai berubah haluan menjadi
lahan tambak, pemukiman penduduk atau bahkan hilang dan habis dengan sendirinya
karena tak dilestarikan. Lagi-lagi demi kepentingan ekonomis tanpa melihat
fungsi alam itu sendiri.
Sebetulnya dengan ekowisata pun kepentingan ekonomi bisa berdampingan dengan pelestarian alam.
Setidak-tidaknya masyarakat lokal bisa mendapatkan sumber penghasilan dari
pengunjung yang datang. Mulai dari menjajakan makanan, jasa transportasi, guide
lokal ataupun cindera mata oleh-oleh. Hal-hal seperti ini jika dilakukan dengan
seimbang dan berjalan sinergi tentu menjadi kesempatan yang baik dalam menciptakan
kelestarian alam Indonesia.
Kelestarian alam Indonesia, khususnya hutan mangrove menjadi
sebuah kebutuhan dan memiliki peran penting bagi keseimbangan kehidupan. Salah
satu hal yang bisa dilakukan yaitu ekowisata hutan mangrove ini, dengan
penataan yang tepat serta penanganan yang melibatkan setiap elemen masyarakat
tentu akan menjadi sarana edukasi yang menumbuhkan rasa cinta alam Indonesia.
Tak kalah pentingnya ketika semua telah berjalan, mari kita sama-sama menjaga,
merawat, bahkan ambil peran dalam pelestarian alam khususnya hutan mangrove di
Indonesia.
Sumber & referensi :
3.
Macnae, W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove
swamps and forests in the Indo-West-Pacific region. Pp. 73-270 in Advances in
Marine Biology, F.S. Russell and M. Yonge, eds., Volume 6. London: Academic
Press. . ↩
#menulis
Tulisan yang masih jauh dari kata "apik" ini semoga bermanfaat buat teman-teman.
Terimakasih telah membaca dan mengunjungi blog saya.
Mari lestarikan alam Indonesia :)
Comments
Post a Comment